Friday, July 18, 2008


Guru: Pilihan atau Terpaksa?


Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Kalimat tersebut tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Apakah definisi dari guru itu sendiri? Wikipedia mengatakan bahwa guru berasal dari bahasa sansekerta yang juga berarti guru, seorang pengajar suatu ilmu.Guru umumnya merujuk pada pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Biasanya guru identik dengan sekolah atau pendidikan formal. Akan tetapi secara umum seseorang yang mengajarkan sesuatu hal yang baru kepada orang lain dapat juga disebut dengan guru. Ada beberapa istilah yang menggambarkan peran seorang guru, antara lain : dosen, mentor, dan tutor.


Peran guru tentu sangat penting dalam dunia pendidikan. Baik atau tidaknya mutu suatu sekolah tidak lepas dari baik atau tidaknya kualitas guru yang dimiliki sekolah tersebut. Seperti apakah guru yang baik itu? Apakah yang tidak pelit dalam memberi nilai? Apakah yang jarang memberikan pekerjaan rumah? Apakah yang bisa berkomunikasi dengan baik terhadap murid-muridnya? Apakah yang jenius sehingga selalu mampu menjawab setiap pertanyaan murid-muridnya? Ataukah yang tegas dan berwibawa?


Secara pribadi, tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk menjadi seorang guru. Saya ingin kuliah dan bisa menyelesaikan study saya, lalu bisa bekerja di suatu perusahaan dan mempunyai karier yang paling tidak lancar di dunia kerja. Bisa membagi waktu saya antara karier dan keluarga yang nanti akan saya miliki. Dulu, hampir semua mimpi saya itu bisa terwujud, seandainya saya tidak memilih untuk hijrah ke kampung halaman saya tercinta ini. Beberapa alasan yang tidak dapat saya jelaskan disini memicu saya untuk melepaskan pekerjaan yang baru saja saya dapat, karier yang baru saja saya rintis di my second-hometown sana. Menyesal? Dulu pernah ada perasaan seperti itu. Tetapi segera saya buang jauh-jauh, tidak ada gunanya. Kata orang bijak, yang terpenting adalah hari ini dan esok.


Lalu saya pun berusaha menikmati saja semua pekerjaan yang dapat saya raih sementara untuk saat ini. Namun, akhir-akhir ini saya merasa lelah dengan hidup saya, saya ingin berbuat sesuatu yang berbeda untuk masa depan saya.


Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan tawaran untuk mengajar ilmu yang pernah saya dapat di bangku kuliah di satu sekolah swasta yang tergolong masih baru. Ok, saya pun diinterview dan diterima. Salary pun saya tanyakan, ternyata tidak sesuai dengan harapan saya. Mereka bilang mana ada guru yang bisa menjadi kaya dan yang terpenting adalah mengabdi, tetapi saya jawab semua orang yang bekerja pasti mengharapkan penghidupan yang lebih baik. Intinya saya merasa saya tidak sevisi dan semisi dengan mereka dan itu adalah bukan dunia saya.


Oh, my Gosh! It completely makes me so confuse! Di satu sisi saya ingin mencoba mematahkan cita-cita saya yang tidak ingin menjadi guru. Di sisi lain saya ingin mendapatkan suatu pekerjaan yang lebih baik secara finansial. Mengabdi ataukah membenahi perekonomian? Pilihan ataukah terpaksa?

No comments: