Friday, March 17, 2006

The End of December

"Please... Jangan tinggalkan aku".
Sejenak kudengar sesegukan darinya.
Lalu diam.
Hening.
"Seumur hidupku, ini untuk yang kedua kalinya aku menangis".
Dia menghela nafas panjang.
Matanya menerawang.
"Pertama, ketika 4 tahun yang lalu, saat Hesti meninggalkan aku untuk selamanya".
Kulihat jari tangan kirinya memainkan rokok yang sesekali dihisapnya.
Lalu dia menghela nafas panjang lagi.
Aku menundukan kepalaku.
Teringat ceritanya tentang kanker otak ganas itu, alasan kenapa Hesti pergi dari sisinya.
"Kedua...".
Kudengar sesegukan itu lagi.
"... adalah detik ini".
"Dan semuanya untuk orang yang sangat aku cintai".
Aku makin menundukan kepalaku.
Butiran bening itu jatuh membasahi pipiku.
Kurangkul tubuhnya erat.
"Maafkan aku...".
Lalu mulutku terkunci rapat - rapat.
Inilah hidupku.
Inilah pilihanku.
Kukemasi hatiku.
Meninggalkan kotanya.
Meninggalkan semua kenangan terbaik dan terburuk itu.


No comments: